Selasa, 12 November 2013

Bahasa Indonesia 2 - Tulisan 4

TULISAN 4

Menjelang Akhir Tahun 2013, Ramai-ramai Menghabiskan Anggaran


Sekarang ini sudah bulan November 2013 bahkan minggu pertama segera dilewati. Artinya tahun 2013 akan segera berakhir kurang dari dua bulan lagi. Dari segi anggaran pemerintah yang menganut azas anggaran periodik satu tahun kalender, maka waktu untuk menggunakan anggaran yang tersedia juga efektif tinggal dua bulan lagi bahkan kurang.

Selama sembilan bulan atau Januari hingga September 2013 total anggaran negara yang terpakai baru mencapai Rp1.092,7 triliun atau 63,3 persen dari pagu APBN-P 2013 sebesar Rp1.726,2 triliun. Dari realisasi belanja negara tersebut khusus untuk belanja barang dan belanja modal yang memiliki peran sangat penting dan dapat memberi dampak multiplier efek dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi realisasinya belum optimal. Belanja barang baru terealisasi mencapai 40,3 persen dari pagu Rp206,5 triliun, sedangkan belanja modal baru terealisasi 37,5 persen dari pagu Rp192,6 triliun (sumber). Hal ini berarti masih sangat banyak dana APBN 2013 yang belum terpakai, sementara tahun 2013 tinggal tersisa kurang dari dua bulan lagi. Belum lagi dana-dana APBD pemerintah daerah yang kurang lebih sama bahkan mungkin lebih buruk lagi, apalagi masih banyak pemda yang pada semester I tahun 2013 realisasi anggarannya belum mencapai 30%.

Dampak dari banyaknya anggaran yang tersisa sementara waktunya yang tersedia sangat terbatas dapat dilihat pada hampir semua instansi pemerintah pusat dan daerah. Saat ini, hampir di setiap kantor pemerintah dapat dijumpai kegiatan-kegiatan perbaikan gedung kantor seperti penggantian ubin kantor, perbaikan beberapa ruangan, pengecatan, perbaikan halaman atau taman, dan lain sebagainya. Disamping itu biasanya mulai banyak acara-acara yang dilaksanakan di luar kantor bahkan di luar daerah khususnya di daerah wisata yang membuat tingkat hunian hotel meningkat pesat. Di gudang-gudang kantor instansi pemerintah pun biasanya mulai dipenuhi dengan suplies komputer, alat tulis kantor hingga peralatan komputer dan printer yang baru saja dibeli dalam rangka menghabiskan semua anggaran yang masih banyak tersisa. Lantas apa saja yang dilakukan dari bulan Januari s.d. September?

Perilaku penggunaan anggaran seperti ini sejak dulu hingga sekarang nyaris tidak ada perubahan berarti. Dari Januari hingga September atau sampai dengan triwulan III tahun anggaran, realisasi belanja khususnya untuk belanja barang dan belanja modal tidak pernah mencapai 50%. Akibatnya belanja negara hanya dilaksanakan asal menghabiskan anggaran tahun bersangkutan, output dan outcome yang seharusnya menjadi salah satu tujuan dari APBN tidak lagi menjadi perhatian utama. Apapun yang bisa dilakukan untuk menghabiskan anggaran akan dilakukan, bila perlu dan bisa, mungkin langit pun akan diusahakan untuk dilakukan pengecatan demi menghabiskan anggaran yang masih banyak tersisa.

Banyak alasan yang sering dikemukakan sebagai pembenaran atas situasi yang terjadi, dan anehnya alasan-alasan yang dikemukan kurang lebih selalu sama. Terlambat menetapkan pejabat pengelola keuangan, permasalahan pengadaan, pergantian pejabat adalah beberapa alasan yang selalu terjadi setiap tahunnya. Padahal peraturan pengadaan barang/jasa telah direvisi oleh pemerintah untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan, prosedur pencairan dana semakin disederhanakan dan dipermudah, dan berbagai kebijakan telah ditempuh agar anggaran negara bisa digunakan secara optimal sepanjang tahun anggaran untuk mencegak penumpukan pengeluaran anggaran yang terjadi di akhir tahun anggaran.

Sangat disayangkan anggaran negara yang berasal dari uang rakyat tersebut tidak bisa digunakan seoptimal mungkin untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Malah sebaliknya, penggunaan anggaran pemerintah baik di pusat maupun di daerah yang jor-jor-an menghabiskan anggaran di akhir tahun akan merangsang timbulnya inflasi yang justru dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga tidak akan berdampak banyak dalam menggerakkan sektor riil untuk memajukan usaha kecil dan menengah yang dapat memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Memprihatinkan sekali karena anggaran negara/ daerah yang begitu banyak masih belum bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Sampai kapan hal seperti ini akan terus terjadi? Wallahu a’lam.


Hasil analisa :
Di dalam tulisan ini mengulas tentang permasalahan ekonomi di Indonesia dengan judul tulisan “Menjelang Akhir Tahun 2013, Ramai-ramai Menghabiskan Anggaran”. Bentuk paragraph dalam tulisan ini adalah jenis paragraph induktif karena kalimat utama terletak di akhir paragraph di dalam tulisan in yang ditunjukan dengan paragraf “Sangat disayangkan anggaran negara yang berasal dari uang rakyat tersebut tidak bisa digunakan seoptimal mungkin untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi kepentingan masyarakat. Malah sebaliknya, penggunaan anggaran pemerintah baik di pusat maupun di daerah yang jor-jor-an menghabiskan anggaran di akhir tahun akan merangsang timbulnya inflasi yang justru dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi. Hal ini juga tidak akan berdampak banyak dalam menggerakkan sektor riil untuk memajukan usaha kecil dan menengah yang dapat memberikan kesejahteraan pada masyarakat. Memprihatinkan sekali karena anggaran negara/ daerah yang begitu banyak masih belum bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Sampai kapan hal seperti ini akan terus terjadi? Wallahu a’lam.” Jenis paragraf tersebut adalah paragraf argumentatif karena berusaha mengungkapkan alasan-alasan yang terjadi akibat dari masalah yang timbul dalam ekonomi di Indonesia. Kesimpulannya adalah apakah fenomena seperti ini akan terus berlanjut atau ada titik temu untuk menyelesaikan masalah ini untuk memperbaiki ekonomi Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar