Sabtu, 16 November 2013

Bahasa Indonesia 2 - Tulisan 15

TULISAN 15

Benarkah Indonesia Tidak Kompetitif?


Pagi ini ketika saya berangkat menuju kantor, iseng-iseng saya membuka blackberry dan membaca status teman-teman. Diantara beragam status terdapat satu status dari seorang teman yang bekerja di sebuah pabrik di kawasan Cikarang. Begini bunyinya : ” Demo, demo terus gajian, kerjanya kapan ya??, mau jadi apa negeri ini??”. Tertarik dengan status ini saya pun mengirimkan pesan singkat kepadanya “kenapa broh? Demo lagikah?” Sang kawan menjawab “yoi broh…tutup pabrik karena demo…”
Ternyata hari ini yang bertepatan dengan sumpah pemuda terjadi demo besar-besaran buruh yang mengusung tiga tuntutan :

1. Kenaikan UMP tingkat propinsi sebesar 50%.
2. Menolak dan mendesak inpres tentang UMP.
3. Menuntut jaminan kesehatan

Berkaitan dengan poin nomor satu termasuk didalamnya tuntutan kenaikan upah minimum propinsi DKI Jakarta menjadi 3.7 juta per bulan. Dari tuntutan itu saya jadi berpikir apakah upah buruh di Indonesia saat ini sedemikian rendahnya sehingga tuntutan kenaikan begitu tinggi. Kebetulan saya memiliki data upah minimum negara lain di Asia yang mungkin bisa jadi perbandingan. Negara tersebut adalah India. Di negara Bollywood ini saya mendapati upah minimum dibedakan berdasarkan tingkat skill seseorang yaitu dari yang low skill hingga high skill. Untuk level low skill UMP di India adalah 3200 rupee atau setara dengan Rp 720 ribu per bulan (kurs 1 rupee = 200 rupiah). Sedangkan untuk yang high skill ump mencapai angka 8000 rupee atau setara dengan 1.6 juta rupiah per bulan. Apabila dibandingkan dengan UMP DKI saat ini yang mencapai 2.2 juta rupiah maka sebenarnya UMP kita saat ini masih jauh lebih tinggi dibandingkan India.

Menurut pendapat saya kenaikan UMP yang terlalu tinggi dapat menurunkan tingkat kompetitif perusahaan Indonesia di tingkat global karena otomatis dengan UMP yang tinggi para pengusaha akan menaikkan harga jual mereka kepada konsumen termasuk eksport. Dengan kenaikan harga yang signifikan tentu saja akan membuat para konsumen global berpikir ulang untuk membeli produk Indonesia.Hal ini sangat disayangkan karena sebelumnya Indonesia masuk dalam kategori kompetitif bahkan jika dibandingkan dengan Cina yang UMP semakin tinggi. Dampak l angsung dari kenaikan UMP ini adalah pengusaha cenderung memilih membeli mesin untuk menggantikan tenaga kerja yang semakin mahal dan dapat ditebak pada akhirnya buruh juga yang merasakan konsekuensinya yaitu pengurangan jumlah karyawan.

Saya menulis artikel ini bukan dalam rangka memihak para pengusaha atau pemodal besar tetapi untuk mengajak semua pihak berpikir solusi bersama yang terbaik dalam jangka panjang. Saya yang berkecimpung dalam dunia pembelian mengetahui persis bahwa saat ini perusahaan besar di dunia yang menjadi konsumen produk-produk Indonesia mulai berpikir untuk mencari sumber produk dari negara lain termasuk India. Alasannya ya karena kenaikan UMP yang signifikan dianggap ketidakmampuan perusahaan Indonesia memberikan harga yang kompetitif. Semoga kita semua dapat berpikir jernih dan tidak terjebak dalam emosi sesaat.
Salam Hangat Dari Shanghai!


Hasil analisa :

Kesimpulan dari tulisan diatas adalah dampak langsung dari kenaikan UMP ini adalah pengusaha cenderung memilih membeli mesin untuk menggantikan tenaga kerja yang semakin mahal dan dapat ditebak pada akhirnya buruh juga yang merasakan konsekuensinya yaitu pengurangan jumlah karyawan. Saat ini perusahaan besar di dunia yang menjadi konsumen produk-produk Indonesia mulai berpikir untuk mencari sumber produk dari negara lain termasuk India. Alasannya karena kenaikan UMP yang signifikan dianggap ketidakmampuan perusahaan Indonesia memberikan harga yang kompetitif. Jika kita analisa berdasarkan jenis paragraf, tulisan diatas berjenis paragraf argumentatif, karena penulis berusaha menerangkan alasan-alasan yang ia tulis berdasarkan permasalahan yang timbul. Jika kita analisa salah satu paragraf yaitu “Menurut pendapat saya kenaikan UMP yang terlalu tinggi dapat menurunkan tingkat kompetitif perusahaan Indonesia di tingkat global karena otomatis dengan UMP yang tinggi para pengusaha akan menaikkan harga jual mereka kepada konsumen termasuk eksport. Dengan kenaikan harga yang signifikan tentu saja akan membuat para konsumen global berpikir ulang untuk membeli produk Indonesia. Hal ini sangat disayangkan karena sebelumnya Indonesia masuk dalam kategori kompetitif bahkan jika dibandingkan dengan Cina yang UMP semakin tinggi. Dampak langsung dari kenaikan UMP ini adalah pengusaha cenderung memilih membeli mesin untuk menggantikan tenaga kerja yang semakin mahal dan dapat ditebak pada akhirnya buruh juga yang merasakan konsekuensinya yaitu pengurangan jumlah karyawan.” Maka bnentuk paragraf tersebut adalah campuran karena kalimat utama terletak di awal dan akhir paragraf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar