Sabtu, 16 November 2013

Bahasa Indonesia 2 - Tulisan 18

TULISAN 18

Sosok di Balik Sukses APEC 2013


Perhelatan KTT APEC Indonesia 2013 di Bali, 1-8 Oktober 2013, berlangsung sukses dan mampu mengesankan para delegasi dari 21 negara anggota. Hal itu tertangkap media saat Presiden SBY mengajak para leaders untuk berfoto bersama yang menandai sesi akhir dari forum kerjasama negara-negara Asia Pasifik ini. Sejumlah kepala negara secara langsung mengatakan takjub dan puas dengan kemampuan Indonesia dalam menggelar hajatan besar berstandar internasional. Mereka juga menyimpulkan, APEC Indonesia kali ini merupakan yang terbaik dari segi penyelenggaraan. Hal itu dikatakan Chairul Tanjung (CT), Wakil Ketua Panitia APEC Indonesia, beberapa jam menjelang penutupan.

Bahkan Presiden Filipina, Benigno Aquino III, secara langsung memuji prestasi Indonesia ini. Sebagaimana disampaikan anak Corazon Aquino itu kepada Ketua Panitia APEC, Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Dimana Pinoy panggilan akrab Aquino mengaku ragu negaranya akan mampu menyamai kehebatan Indonesia tahun ini. Sebagaimana kita tahu, KTT APEC berikutnya akan diselenggarakan di Filipina. Sedikit menghibur Pinoy, CT secara berkelakar meyakinkan bahwa Filipina mampu menyamai penyelenggaraan APEC Bali 2013 ini. “Kalau masih ragu, Mr Presiden bisa hire me”, kata CT bangga.

Banyak ukuran untuk mengatakan APEC Bali tak kalah, bahkan lebih sukses dari summit-summit sebelumnya. Pertama, dukungan terpenting untuk awak media dari seluruh dunia. Sebagaimana terungkap dari dialog antara Hatta dengan sejumlah jurnalis asing, semua mengaku aplikasi jaringan yang digawangi Telkom Indonesia mampu memuaskan mereka. Media Center APEC berada di satu hall luas yang bisa menampung hingga 3.000 wartawan. Tempat ini juga dilengkapi dengan 550 line fixed wireline, layanan IP Phone untuk telekomunikasi internasional (IDD Call), akses internet kecepatan tinggi dengan bandwidth hingga 2×10 Gbps, jaringan Wi-Fi yang all coverage, hingga Mobile SNG (Satellite News Gathering) untuk broadcaster dengan coverage nasional dan internasional serta jaringan privat ke semua lokasi venue.

Kedua, venue utama untuk para leaders, yaitu Sofitel Luxury Hotel benar-benar menawarkan kesejukan angin pantai kepada para kepala negara. Hotel baru yang khusus disiapkan untuk APEC ini langsung berhadapan dengan laut dengan arsitektur mengagumkan. Dengan banyak melakukan retreat di tempat terbuka, Presiden SBY berharap para leaders dapat menemukan solusi untuk masa depan Asia Pasifik dan dunia yang lebih baik di masa depan. Ketiga, The New Ngurah Rai Airport dan Jalan Tol Mandara yang mengapung di atas laut turut membuat decak kagum para delegasi. Ditambah dengan keramahtamahan khas masyarakat Bali, APEC kali ini benar-benar berlangsung sesuai harapan.

Berkat lobi dan kerja keras Hatta, hubungan SBY dan Mega makin hari kian membaik. Hatta juga pernah ditunjuk sebagai Ketua Tim Kampanye SBY-Boediono, 2009. Semua orang kala itu tak percaya SBY menunjuk “orang luar” dari PAN dan bukan Demokrat untuk menjadi ujung tombak pemenangan Presiden. Dan dengan kemampuan Hatta yang sebagian besar di balik layar pasangan SBY-Boediono melenggang satu putaran di Pilpres 2009. Ironisnya, sebelum menjadi Ketua Timses, Hatta justru digadang-gadang menjadi Wapres SBY. Mengenai hal ini, banyak pihak mempertanyakan apakah Hatta tidak kecewa saat SBY justru memilih Boediono. Namun Hatta bukan tipe politisi kemarin sore. Ia meminggirkan perasaan-perasaan itu, dan bahkah justru tampil terdepan mengawal duet SBY-Boediono. Benar-benar sikap gantleman dan tidak cengeng. Maka dengan segudang pengalaman dan loyalitas model di atas, Hatta bisa bertahan di kursi menteri sejak 2002 hingga kini.

Kembali ke hajatan APEC, Hatta memulai kerja besar ini praktis sekitar Juli 2013. Secara maraton sejumlah infrastruktur dibereskan bagaimanapun caranya. Bandara Ngurah Rai dikebut siang malam, tol Mandara dipastikan pada September dan Sofitel Hotel harus sudah jadi sebelum para leaders bertemu untuk retreat. Khusus hotel ini, yang akan jadi salah satu terbaik di Bali nantinya, dikebut hanya dalam waktu 1,5 tahun. Waktu yang mustahil sebagaimana diakui oleh Agung Podomoro Land selaku pengembang bila berkaca dari proyek-proyek sebelumnya. Namun berkat dukungan semua pihak, termasuk supervisi dari Ketua Panitia APEC, hotel berhasil diselesaikan tepat waktu.

Di luar itu, kesuksesan APEC Bali juga menular ke dalam KTT. Isu Kelapa Sawit yang selama ini selalu mentok di tangan negara-negara maju khususnya AS melaui syarat Enviromental Goods (EG) kali ini mulai terbuka seiring total diplomacy yang dilakukan delegasi Indonesia. Melalui jurus baru, yaitu sebagai produk yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga terbarukan, mendorong pembangunan perdesaan, dan pengentasan kemiskinan (Promoting Products with Contribute to Sustainable and Inclusive Growth through Rural Developmnet and Poverty Alleviation), inisiatif Indonesia tersebut akhirnya diterima. Skema terbaru ini diterima karena dianggap lebih konseptual. Di dalamnya mencakup empat parameter penting, yakni keberlanjutan, iklusivitas, pembangunan pedesaan, dan pembangunan pedesaan, serta pengentasan kemiskinan. Itulah sedikit tentang cerita di balik sukses APEC yang saya tangkap dari sejumlah pihak yang bekerja di sana. Kesimpulan yang bisa kita ambil, bahwa bangsa Indonesia tidak kalah dengan negara lain, bahkan dengan hasil lebih baik.


Hasil analisa :
Kesimpulan dari tulisan diatas adalah bahwa Negara Indonesia memiliki pengaruh yang besar terhadap segala aktivitas yang menyangkut kegiatan ekonomi, sosial, budaya dan politik dunia sebagai salah satu negara yang mempunyai andil besar dalam memecahkan berbagai permasalahan dunia saat ini. Sekarang Negara Indonesia semakin dipandang oleh negara lain dan semakin dihormati karena peran besarnya ikut menciptakan situasi global yang mempuni. Jika kita analisa berdasarkan jenis paragraf, maka tulisan diatas termasuk kedalam jenis paragraf naratif, karena penulis berusaha menceritakan aktor di balik suksesnya APEC di Bali dengan segala indikator-indikator yang mendukungnya. Jika kita analisa salah satu kutipan paragraf yaitu “Kembali ke hajatan APEC, Hatta memulai kerja besar ini praktis sekitar Juli 2013. Secara maraton sejumlah infrastruktur dibereskan bagaimanapun caranya. Bandara Ngurah Rai dikebut siang malam, tol Mandara dipastikan pada September dan Sofitel Hotel harus sudah jadi sebelum para leaders bertemu untuk retreat. Khusus hotel ini, yang akan jadi salah satu terbaik di Bali nantinya, dikebut hanya dalam waktu 1,5 tahun. Waktu yang mustahil sebagaimana diakui oleh Agung Podomoro Land selaku pengembang bila berkaca dari proyek-proyek sebelumnya. Namun berkat dukungan semua pihak, termasuk supervisi dari Ketua Panitia APEC, hotel berhasil diselesaikan tepat waktu.” Maka bentuk paragraf tersebut adalah deduktif, karena inti kalimat atau kalimat utamanya terletak di awal paragraf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar