TULISAN 15
Benarkah Indonesia Tidak
Kompetitif?
Sumber : http://ekonomi.kompasiana.com/bisnis/2013/10/28/benarkah-indonesia-tidak-kompetitif-604640.html
Pagi ini ketika saya berangkat
menuju kantor, iseng-iseng saya membuka blackberry dan membaca status
teman-teman. Diantara beragam status terdapat satu status dari seorang teman
yang bekerja di sebuah pabrik di kawasan Cikarang. Begini bunyinya : ” Demo, demo
terus gajian, kerjanya kapan ya??, mau jadi apa negeri ini??”. Tertarik dengan status
ini saya pun mengirimkan pesan singkat kepadanya “kenapa broh? Demo lagikah?”
Sang kawan menjawab “yoi broh…tutup pabrik karena demo…”
Ternyata hari ini yang
bertepatan dengan sumpah pemuda terjadi demo besar-besaran buruh yang mengusung
tiga tuntutan :
1. Kenaikan UMP tingkat propinsi
sebesar 50%.
2. Menolak dan mendesak inpres
tentang UMP.
3. Menuntut jaminan kesehatan
Berkaitan dengan poin nomor satu
termasuk didalamnya tuntutan kenaikan upah minimum propinsi DKI Jakarta menjadi
3.7 juta per bulan. Dari tuntutan itu saya jadi berpikir apakah upah buruh di Indonesia
saat ini sedemikian rendahnya sehingga tuntutan kenaikan begitu tinggi.
Kebetulan saya memiliki data upah minimum negara lain di Asia yang mungkin bisa
jadi perbandingan. Negara tersebut adalah India. Di negara Bollywood ini saya
mendapati upah minimum dibedakan berdasarkan tingkat skill seseorang yaitu dari
yang low skill hingga high skill. Untuk level low skill UMP di India adalah
3200 rupee atau setara dengan Rp 720 ribu per bulan (kurs 1 rupee = 200
rupiah). Sedangkan untuk yang high skill ump mencapai angka 8000 rupee atau
setara dengan 1.6 juta rupiah per bulan. Apabila dibandingkan dengan UMP DKI
saat ini yang mencapai 2.2 juta rupiah maka sebenarnya UMP kita saat ini masih
jauh lebih tinggi dibandingkan India.
Menurut pendapat saya kenaikan
UMP yang terlalu tinggi dapat menurunkan tingkat kompetitif perusahaan
Indonesia di tingkat global karena otomatis dengan UMP yang tinggi para
pengusaha akan menaikkan harga jual mereka kepada konsumen termasuk eksport.
Dengan kenaikan harga yang signifikan tentu saja akan membuat para konsumen
global berpikir ulang untuk membeli produk Indonesia.Hal ini sangat disayangkan
karena sebelumnya Indonesia masuk dalam kategori kompetitif bahkan jika
dibandingkan dengan Cina yang UMP semakin tinggi. Dampak l angsung dari
kenaikan UMP ini adalah pengusaha cenderung memilih membeli mesin untuk
menggantikan tenaga kerja yang semakin mahal dan dapat ditebak pada akhirnya
buruh juga yang merasakan konsekuensinya yaitu pengurangan jumlah karyawan.
Saya menulis artikel ini bukan
dalam rangka memihak para pengusaha atau pemodal besar tetapi untuk mengajak
semua pihak berpikir solusi bersama yang terbaik dalam jangka panjang. Saya
yang berkecimpung dalam dunia pembelian mengetahui persis bahwa saat ini
perusahaan besar di dunia yang menjadi konsumen produk-produk Indonesia mulai
berpikir untuk mencari sumber produk dari negara lain termasuk India. Alasannya
ya karena kenaikan UMP yang signifikan dianggap ketidakmampuan perusahaan
Indonesia memberikan harga yang kompetitif. Semoga kita semua dapat berpikir jernih dan tidak
terjebak dalam emosi sesaat.
Salam Hangat Dari Shanghai!
Hasil analisa :
Kesimpulan
dari tulisan diatas adalah dampak langsung dari
kenaikan UMP ini adalah pengusaha cenderung memilih membeli mesin untuk
menggantikan tenaga kerja yang semakin mahal dan dapat ditebak pada akhirnya
buruh juga yang merasakan konsekuensinya yaitu pengurangan jumlah karyawan. Saat ini perusahaan besar
di dunia yang menjadi konsumen produk-produk Indonesia mulai berpikir untuk
mencari sumber produk dari negara lain termasuk India. Alasannya karena kenaikan UMP yang
signifikan dianggap ketidakmampuan perusahaan Indonesia memberikan harga yang
kompetitif. Jika kita analisa
berdasarkan jenis paragraf, tulisan diatas berjenis paragraf argumentatif,
karena penulis berusaha menerangkan alasan-alasan yang ia tulis berdasarkan
permasalahan yang timbul. Jika kita analisa salah satu paragraf yaitu “Menurut pendapat saya
kenaikan UMP yang terlalu tinggi dapat menurunkan tingkat kompetitif perusahaan
Indonesia di tingkat global karena otomatis dengan UMP yang tinggi para
pengusaha akan menaikkan harga jual mereka kepada konsumen termasuk eksport. Dengan kenaikan harga yang signifikan tentu saja akan membuat para
konsumen global berpikir ulang untuk membeli produk Indonesia. Hal ini sangat
disayangkan karena sebelumnya Indonesia masuk dalam kategori kompetitif bahkan
jika dibandingkan dengan Cina yang UMP semakin tinggi. Dampak langsung dari kenaikan UMP ini adalah pengusaha cenderung
memilih membeli mesin untuk menggantikan tenaga kerja yang semakin mahal dan
dapat ditebak pada akhirnya buruh juga yang merasakan konsekuensinya yaitu
pengurangan jumlah karyawan.” Maka
bnentuk paragraf tersebut adalah campuran karena kalimat utama terletak di awal
dan akhir paragraf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar