1.
Paragraf
Generalisasi
"Banyak
kalangan yang menyatakan bahwa Indonesia masih belum merdeka. Masih dijajah
oleh yang namanya kapitalisme asing. Mungkin pendapat itu ada benarnya atau
pendapat itu memang benar. Di masyarakat sekarang apa yang berbau-bau asing
atau produk dari perusahaan asing itu yang sudah dianggap benar atau baik. Dari
pakaian, gaya hidup, makanan, minuman, arsitek rumah, dan lain-lain. Bahkan
tanpa sadar bahwa demokrasi yang selama ini yang kita agung-agungkan juga
berbau asing."
2.
Paragraf
Analogi
"Kapitalisme
asing sekarang ternyata lebih kejam dari penjajahan belanda. Coba pikirkan!
Pemerintah Belanda dulu hanya menjajah tanah bangsa Indonesia, yang mana tanah
tersebut dijadikan perkebunan, ditanami teh, kopi, rempah-rempah dan lain-lain.
Lalu hasilnya dijual Belanda ke pasar internasional. Sedangkan Kapitalisme
sekarang telah menjajah nusantara secara menyeluruh. Beda dengan Belanda yang
hanya menjajah tanah atas, kapitalisme sekarang menyikat apa yang ada di dalam
tanah. Timah, besi, emas, batubara, dan lain-lain. Belanda tidak menjajah
sosial dan agama. Kerajaan-kerajaan di Nusantara tidak dibubarkan dan dirampas.
Raja-rajanya tidak dibunuh. Saat itu aturannya, semua kerajaan di nusantara di
bawah kerajaan belanda. Sejarah yang tidak pernah diajarkan di sekolah-sekolah.
Jika Belanda menghancurkan semua kerajaan di Nusantara, maka kita tidak tidak
akan kenal kerajaan-kerajaan yang ada di daerah kita masing-masing. Seperti
jogja, banjar, mataran, dll. Malah demokrasi sekarang ini membuat
kerajaan-kerajaan menjadi menghilang. Sistem kapitalisme sangat pintar, mereka
ciptakan satu sistem yang membuat rakyat Indonesia dijadikan bangsa yang konsumtif
dan boros. Otak kita ini telah dicuci, sehingga kita tidak tahu lagi yang benar.
Otak terputar 180 derajat. Sesuatu yang seharusnya baik, kini kita anggap tidak
baik. Sedang sesuatu yang seharusnya tidak baik, kita anggap sesuatu yang baik.
Penjajahan Kapitalisme maupun penjajahan Belanda dapat memberikan pengaruh terhadap
perkembangan kehidupan Bangsa Indonesia kini hingga mendatang tergantung
bagaimana kita menyikapi fenomena yang ada."
3.
Paragraf
Kausalitas
"Sangat disayangkan
anggaran negara yang berasal dari uang rakyat tersebut tidak bisa digunakan
seoptimal mungkin untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi kepentingan
masyarakat. Malah sebaliknya, penggunaan anggaran pemerintah baik di pusat
maupun di daerah yang jor-jor-an menghabiskan anggaran di akhir tahun akan
merangsang timbulnya inflasi yang justru dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi.
Hal ini juga tidak akan berdampak banyak dalam menggerakkan sektor riil untuk
memajukan usaha kecil dan menengah yang dapat memberikan kesejahteraan pada
masyarakat. Memprihatinkan sekali karena anggaran negara/ daerah yang begitu
banyak masih belum bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan
rakyat Indonesia. Sampai kapan hal seperti ini akan terus terjadi?"