TUGAS SOFTSKILL ETIKA PROFESI
AKUNTANSI #
NAMA : AGUS MAULANA
NPM : 20211372
KELAS : 4EB04
ESSAY TENTANG ACCOUNTING “FUNDAMENTAL
CONCEPT”
A. Entity
Concept
Konsep entitas akuntansi dalam akuntansi keuangan
menentukan bahwa akuntansi dikerjakan untuk entitas bisnis tertentu. Konsep ini
menganggap bahwa setiap entitas bisnis merupakan suatu unit yang terpisah dan
pemiliknya dan berbeda dengan entitas lainya. Adanya pemisahan ini memberikan
adanya dasar bagi sistem akuntansi untuk memberikan informasi mengenai suatu
perusahaan, terutama yang berhubungan dengan pertanggungjawaban keuangan pada
pihak-pihak yang membutuhkan. Batas-batas suatu entitas bukanlah perbatasan
yang diciptakan oleh hukum. Walaupun perusahaan induk dengan perusahaan anaknya
merupakan dua badan hukum yang terpisah akan tetapi keduanya dipandang sebagai
satu entitas pelaporan untuk tujuan akuntansi dan hasil ini bukan merupakan
penyimpangan dari konsep kesatuan akuntansi. Ketika suatu entitas
diterapkan, keputusan harus diambil mengenai begaimanakah entitas itu ditinjau
secara teoritis, karena sudut pandang tersebut akan mempengaruhi penentuan
pendapatan, penilaian aktiva, batasan-batasan pemilikan dan keharusan
pengungkapan (disclosure). Pemilikan entitas yang tepat dan penentuan
batasannya tergantung pada tujuan laporan keuangan dan kepentingan para pemakai
informasi keuangan tersebut. Di dalam akuntansi (keuangan),
laporan keuangan harus disajikan setiap unit usaha atau entitas yang disebut
kesatuan akuntansi, dengan aktivitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut
daru fokusnya. Unit sebagai satu kesatuan akuntansi dianggap berdiri terpisah
dan berbeda dari semua pihak yang berkepentingan atau pihak-pihak yang senantiasa
berinteraksi dengan unit tersebut. Jadi, sebagai satu kesatuan akuntansi,
setiap perusahaan dianggap berdiri terpisah dari para pemilik, kreditur,
karyawan, pemasok dan pelangganya. Dari sudut pandang akuntansi, atribut yang
terpenting dari setiap entitas sebagai satu kesatuan akuntansi adalah relevansi
dan manfaatnya, serta dapat didefinisikan sedemikian rupa sehingga dapat dapat
dihasilkan informasi menyangkut kegiatan-kegiatan ekonomi yang bermamfaat untuk
membuat keputusan ekonomi tentang keberadaan entitas tersebut. Konsep akuntansi
menitikberatkan atau menekankan kedudukan atau setatus yang terpisah dari
pihak-pihak yang berkepentingan dengan eksistensinya sebagai suatu entitas.
B. Going
Concern
Going
concern menurut Belkaoui (1997 : 135) adalah suatu dalil
yang menyatakan bahwa kesatuan usaha akan menjalankan terus operasinya dalam
jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan proyeknya, tanggung jawab serta
aktivitas-aktivitasnya yang tidak berhenti. Dalil ini memberikan gambaran bahwa
suatu entitas akan diharapkan untuk beroperasi dalam jangka waktu yang tidak
terbatas atau tidak diarahkan menuju ke arah likuidasi. Diperlukannya suatu
operasi yang berlanjut dan berkesinambungan untuk menciptakan suatu konsekuensi
bahwa laporan keuangan yang terbit di suatu periode mempunyai sifat sementara
sebab masih merupakan satu rangkaian laporan keuangan yang berkelanjutan. Going
concern merupakan salah satu konsep penting akuntansi konvensional. Inti going
concern terdapat pada Balance Sheet perusahaan yang harus merefleksikan nilai
perusahaan untuk menentukan eksistensi dan masa depannya.
Lebih detil lagi, going concern adalah suatu keadaan di mana perusahaan dapat
tetap beroperasi dalam jangka waktu ke depan, dimana hal ini dipengaruhi oleh
keadaan financial dan non financial. Kegagalan mempertahankan going concern
dapat mengancam setiap perusahaan, terutama diakibatkan oleh manajemen yang
buruk, kecurangan ekonomis dan perubahan kondisi ekonomi makro seperti
merosotnya nilai tukar mata uang dan meningkatnya inflasi secara tajam akibat
tingginya tingkat suku bunga.
Standar Akuntansi Keuangan No.1 kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan, menjelaskan tentang kesinambungan
ini sebagai berikut : “Laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya dimasa depan.
Karena itu, perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan
melikuidasi atau mengurangi secara material skala usahanya. Jika maksud atau
keinginan tersebut timbul, laporan keuangan mungkin harus disusun dengan dasar
yang berbeda dan dasar yang digunakan harus diungkapkan”. (2004:par23). Konsep
kesinambungan menjelaskan bahwa suatu entitas akuntansi dipandang akan
beroperasi terus untuk merealisasikan aktivitas-aktivitas usahanya. Asumsi ini
mengasumsikan bahwa entitas akuntansi itu tidak akan dilikuidasi dalam jangka
waktu yang dapat diramalkan atau bahwa entitas tersebut akan berjalan terus
untuk peride yang tidak dapat ditentukan. Dengan demikian laporan keuangan
memberikan pandangan sementara mengenai keadaan perusahaan dan hanya merupakan
sebagian dari laporan keuangan yang berkesinambungan. Konsep
kesinambungan membenarkan penilaian aktiva dasar bukan nilai likuidasi dan
membenarkan penggunaan historikal cost untuk beberapa penilaian serta penerapan
penyusutan atau amortisasi untuk aktiva tetap. Berdasarkan konsep ini maka
pelaporan akuntansi tidak dimaksudkan sebagai nilai dasar perusahaan pada
tanggal pelaporan.
C. Unit
Of Measure
Konsep pengukuran dalam nilai mata uang
berpendapat bahwa akuntansi merupakan suatu proses pengukuran dan penyampaian
akuntansi perusahaan yang dapat diukur dengan uang. Secara tidak langsung
konsep ini menyatakan bahwa satuan uang adalah alat yang paling efektif untuk
mengungkapkan pengukuran aktiva dan kewajiban perusahaan serta
perubahan-perubahannya.
Namun hal tersebut tidak berarti bahwa informasi
non moneter tidak tercakup dalam sistem akuntansi perusahaan. informasi ini
juga diikut sertakan, tetapi informasi utama dalam laporan keuangan diukur
dalam nilai mata uang agar memberikan dasar penafsiran yang universal bagi
pembaca laporan. Konsep ini
mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur umum dan paling tepat
dalam aktivitas ekonomi dan menjadi dasar yang tepat pula bagi pengukuran
analisis akuntansi. Dalam pencatatan, unit moneter yang diwakili oleh uang
sangat relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat dipahami dan
berguna. Secara umum, dengan adanya uang sebagai alat ukur, menjadikan
penyajian akuntansi dengan unit moneter lebih dapat terkomunikasikan atas
informasi sumber daya ekonomi yang dimiliki dan tersaji dalam bentuk informasi
kuantitatif. Hal inilah yang membuat pengguna laporan keuangan lebih dapat
melihat objektifitas informasi sumber daya ekonomi bagi perusahaan untuk dapat
membuat keputusan ekonomi yang rasional. Sebenarnya dalam konteks ekonomi,
kehadiran uang sebagai alat tukar (medium of exchange) karena sistem
ekonomi tidak lagi menganut sistem ekonomi non-barter. Hasilnya, uang saat ini
sebagai standar utama dalam menilai dan sebagai hal yang pokok dalam proses
pengukuran. Dengan demikian, laporan keuangan disajikan dengan unit moneter
yang disesuaikan dengan jenis mata uang suatu Negara di mana perusahaan
tersebut beroperasi. Dalam pokok pikiran Paton dan Littleton, Suwardjono (1986)
mengemukakan bahwa satu-satunya data yang pasti yang dapat diperoleh untuk
menunjukkan adanya transaksi pertukaran secara objektif dan untuk menyatakan
transaksi pertukaran tersebut secara homogen adalah jumlah satuan uang yang
terlibat dalam pertukaran. Maka, data tersebut merupakan bahan olah dasar
akuntansi.
D. Periodic
Reporting
Meskipun
akuntansi juga berasumsi bahwa bisnis akan tetap ada selama jangka waktu yang
lama dan tidak ditentukan, penting untuk dipantau akun atau pencatatan dengan
keterangan yang jelas untuk periode bisnis yang ditujukan untuk mengetahui
hasil operasi bisnis dan disajikan posisi keuangan untuk periode tersebut.
Biasanya pencatatan dipersiapkan untuk periode satu tahun yang mana boleh jadi
sesuai dengan kalender tahunan sebagai tahun laporan keuangan. “Konsep perioda
menyatakan bahwa akuntansi memperhitungkan laba dengan periode waktu sebagai
takarannya dan bukan angkatan produk,” (Suwardjono, 2003, hlm 101). Lanjut
Suwardjono (2003) bahwa sebagai implikasi dari konsep ini adalah akuntansi
menentukan laba dengan menandingkan atau mengasosiasi pendapatan periode dengan
biaya yang dianggap menciptakan pendapatan untuk periode tersebut. “Jadi, biaya
dianggap sebagai upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu sebagai
takaran penandingan,” (Suwardjono, 2003: hlm. 101). Konsep periode akuntansi berpendapat bahwa
laporan keuangan yang menggambarkan perubahan kekayaan suatu perusahaan harus
diungkapkan secara berkala. Oleh karena itu aktivitas ekonomi perusahaan
dipecah dalam periode-periode dan dengan penyajian laporan keuangan secara
periodik diharapakan hal tersebut dapat membantu pihak-pihak yang
berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Walaupun periode itu bervariasi,
namun Undang-Undang pajak pendapatan, yang menghendaki penentuan pendapatan
atas dasar tahunan dan praktek perniagaan tradisional menyebabkan periode
tersebut biasanya satu tahun.
E. Conservatisme
Prinsip konservatisme adalah konsep
yang mengakui beban dan kewajiban sesegera mungkin meskipun ada ketidakpastian
tentang hasilnya, namun hanya mengakui pendapatan dan aset ketika sudah yakin
akan diterima. Berdasarkan prinsip konservatisme, jika ada ketidakpastian
tentang kerugian, Anda harus cenderung mencatat kerugian. Sebaliknya, jika ada
ketidakpastian tentang keuntungan, Anda tidak harus mencatat keuntungan. Dengan
demikian, laporan keuntungan cenderung menghasilkan jumlah keuntungan dan nilai
aset yang lebih rendah demi untuk berjaga-jaga. Prinsip konservatisme juga
dapat diterapkan dalam membuat perkiraan. Misalnya, jika bagian penagihan
piutang yakin bahwa sekelompok piutang akan memiliki 3% piutang tidak tertagih,
namun bagian penjualan cenderung yakin pada angka 5% lebih tinggi karena
situasi penjualan industri yang lesu, angka 5% yang diambil saat membuat
penyisihan piutang ragu-ragu, kecuali ada bukti kuat untuk sebaliknya. Contoh
lain dari penerapan prinsip konservatisme adalah LOCOM, di mana persediaan
dicatat dengan harga yang terendah antara beban pembeliannya atau harga pasar
saat ini. Untuk
menghadapi kejadian-kejadian dimasa datang yang penuh ketidakpastian dan
berbagai resiko, akuntansi senantiasa berpedoman pada suatu konsep berhati-hati
yang dikenal dengan konsep konservatif. Konsep concervatism merupakan konsep
dalam akuntansi yang konvensional, yang timbul dari ketidakpastian dalam
pelaporan keuangan. Konsep ini menekankan jika terdapat beberapa kemungkinan penilaian
untuk suatu perkiraan, maka untuk perkiraan pendapatan aktiva sebaiknya dipilih
alternatif yang akan menghasilkan nilai paling kecil dan sebaliknya untuk
perkiraan kewajiban dan beban sebaiknya dipilih alternatif yang akan
menghasilkan nilai terbesar. Selain itu konsep ini juga mengandung pengertian
bahwa adanya indikasi timbulnya biaya harus diakui apabila telah disertai bukti
yang cukup mengenai kepastian dari pendapatan tersebut.
F.
Accrual Basis
Basis
Akrual (Accrual Basis) Teknik basis akrual memiliki fitur pencatatan dimana
transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi tersebut memiliki implikasi uang
masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat terjadinya
walaupun uang belum benar – benar diterima atau dikeluarkan. Dengan kata lain
basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
Jadi Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi
tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.
1.
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara
Accrual Basis
a.
Metode aacrual basis digunakan untuk
pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
b. Beban diakui saat terjadi transaksi,
sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpercaya.
c. Pendapatan diakui saat terjadi
transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan terpecaya
walaupun kas belum diterima.
d. Banyak digunakan oleh
perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan Standar Akuntansi Keuangan
dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis akural).
e. Piutang yang tidak tertagih tidak akan
dihapus secara langsung tetapi akan dihitung kedalam estimasi piutang tak
tertagih.
f.
Setiap penerimaan dan pembayaran akan
dicatat kedalam masing-masing akun sesuai dengan transaksi yang terjadi.
g. Adanya peningkatan pendapatan perusahaan
karena kas yang belum diterima dapat diakui sebagai pendapatan.
h.
Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai
pedoman manajemen dalam menentukan kebijakan perusahaan kedepanya.
i.
Adanya pembentukan pencandangan untuk
kas yang tidak tertagih, sehingga dapat mengurangi risiko kerugian.
2.
KelemahanPencatatan Akuntansi Secara
Accrual Basis
a.
Metode accrual basis digunakan untuk
pencatatan.
b. Biaya yang belum dibayarkan secara kas,
akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga dapat mengurangi pendapatan
perusahaan.
c. Adanya resiko pendapatan yang tak
tertagih sehingga dapat membuat mengurangi pendapatan perusahaan.
d.
Dengan adanya pembentukan cadangan akan
dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
e. Perusahaan tidak mempunyai perkiraan
yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan oleh pihak lain dapat diterima.
G. Matching
Cost With Revenue
Dalam akuntansi dikenal prinsip matching
concept. Di mana yang dimaksud dari prinsip ini adalah dengan diakuinya
beban bukan pada saat pengeluaran kas telah terjadi atau telah dibayarkan.
Namun, diakui ketika suatu produk atau jasa secara aktual memberikan kontribusi
terhadap pendapatan. “Pendapatan suatu periode harus dibebani dengan
biaya-biaya yang secara ekonomis berkaitan dengan produk yang menghasilkan
pendapatan tersebut, (Suwardjono, 1986, hlm 116). Hal ini memungkinkan adanya
biaya yang ditangguhkan dan diperlakukan sebagai aset pada posisi keuangan atau
neraca. Meskipun dalam kenyataannya biaya ditangguhkan tersebut tidak
memberikan manfaat ekonomi di masa depan. “Expenses are defined as costs that
expire as a result of generating revenues,” (Wolk, Francis, Tearney, 1991,
hlm. 124). Bahwa beban ditentukan sebagai upaya untuk memperoleh penghasilan atau
pendapatan. Proses pengakuan beban untuk kategori seperti depresiasi, harga
pokok produk atau penjualan, bunga dan biaya ditangguhkan disebut dengan konsep
penandingan ini (matching concept). Konsep matching berimplikasi pada
biaya diakui secara adil dan secara wajar untuk mengakui pendapatan. Dalam menetapkan laba bersih secara berkala pada
dasarnya menyangkut dua masalah yaitu : pendapatan yang diakui dalam periode
tersebut dan biaya-biaya yang timbul terpakai (beban) yang harus dialokasikan
keperiode-periode tersebut. Masalah yang timbul adalah masalah waktu yaitu
kapan pendapatan dan biaya tersebut ditetapkan karena biaya-biaya tersebut
harus dipertemukan dengan pendapatan, maka pembebanan biaya sangat tergantung
pada saat pengakuan pendapatan dan dilaporkan dalam periode diakuinya
pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya akan
ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
H. Cost
Benefit Analysis
CBA (Cost Benefit Analysis) atau
analisis biaya manfaat adalah pendekatan untuk rekomendasi kebijakan yang
memungkinkan analis membandingkan dan menganjurkan suatu kebijakan dengan cara
menghitung total biaya dalam bentuk uang dan total keuntungan dalam bentuk uang
(Dunn, 2003:447). Awal perkembangan
analisis biaya manfaat (CBA) mulai familiar ketika menjadi klausul dalam
Undang – Undang Pengendalian Banjir AS (US Flood Control Act) tahun 1936. CBA
berkembang sebagai landasan teoritis ilmu ekonomi kesejahteraan, terutama
konsep ilmu kesejahteraan yang mengutamakan efisiensi (Pearce, 2008: 181). CBA saat ini merupakan teknik mapan yang
banyak digunakan dalam pemerintahan maupun organisasi internasional. Meskipun
tertentu yang mendasari konsep teknik berasal dari Eropa pada 1840-an, penggunaan CBA di lingkungan ekonomi merupakan model
implementasi yang tergolong baru. Implementasi
CBA mulai berjalan ketika
peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah AS yang membuat penggunaan CBA wajib
di keadaan tertentu di tahun 1930. Dua konsep dasar yang berasal dari Eropa
adalah konsep surplus konsumen dan konsep eksternalitas. Konsep surplus
konsumen diperdebatkan oleh Jules Dupuitin 1844, ketika ia menunjukkan
bahwa pengguna jalan dan jembatan di Perancis menikmati keuntungan melebihi
jumlah korban yang mereka bayar untuk penggunaan. Pigou mengembangkan secara efektif konsep
eksternalitas dengan menyatakan bahwa ada perbedaan antara swasta ekonomi
produksi dan produk ekonomi masyarakat (mishan and Quah :243). CBA dilengkapi
dengan pendekatan diskonto untuk menghitung pemasukan dan pengeluaran di masa
yang akan datang berdasarkan nilai sekarang dan tingkat diskonto tertentu. Hal
ini disebabkan oleh biaya dan
manfaaat
yang cenderung terakumulasi. dalam realitas deskriptif, tingkat
preferensi waktu dan taksiran biaya modal sangat bervariasi akibat
ketidaksempurnaan pasar-pasar modal. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan publik (sebagai konsumen) lebih menyukai
kondisi (Pearce, 2008: 121-122). Implementasi CBA dalam pembuatan rekomendasi
di sektor publik mempunyai ciri ciri antara lain berusaha untuk mengukur semua
biaya dan manfaat untuk masyarakat yang dihasilkan dari program pulik. Analisis
biaya manfaat secara tradisional
merepresentasikan rasionalitas ekonomi karena kriteria sebagian besar
ditentukan dengan penggunaan efisiensi ekonomi secara global. Analisis biaya
manfaat tradisional juga menggunakan pasar (swasta) sebagai titik tolak untuk
merekomendasikan kebijakan publik. Analisis biaya manfaat kontemporer, atau
disebut juga analisis biaya manfaat sosial, dapat digunakan untuk mengukur redistribusi
manfaat (Dunn, 2003: 448). Analisis manfaat-biaya merupakan
analisis yang digunakan untuk mengetahui besaran keuntungan/kerugian serta
kelayakan suatu proyek. Dalam perhitungannya, analisis ini memperhitungkan
biaya serta manfaat yang akan diperoleh dari pelaksanaan suatu program. Dalam
analisis benefit dan cost perhitungan manfaat serta biaya ini merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Analisis ini mempunyai banyak bidang
penerapan. Salah satu bidang penerapan yang umum menggunakan rasio ini adalah
dalam bidang investasi. Sesuai dengan denganmaknat ekstualnya yaitu benefit
cost (manfaat-biaya) maka analisis ini mempunyai penekanan dalam perhitungan
tingkat keuntungan/kerugian suatu program atau suatu rencana dengan
mempertimbangkan biaya yang akan dikeluarkan serta manfaat yang akan dicapai.
Penerapan analisis ini banyak digunakan oleh para investor dalam upaya
mengembangkan bisnisnya. Terkait dengan hal ini maka analisis manfaat dan biaya
dalam pengembangan investasi hanya didasarkan pada rasio tingkat keuntungan dan
biaya yang akan dikeluarkan atau dalam kata lain penekanan yang digunakan adalah
pada rasio finansial atau keuangan.
Sumber/Referensi
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar