TULISAN 4
Menjelang Akhir Tahun 2013,
Ramai-ramai Menghabiskan Anggaran
Sekarang
ini sudah bulan November 2013 bahkan minggu pertama segera dilewati. Artinya
tahun 2013 akan segera berakhir kurang dari dua bulan lagi. Dari segi anggaran
pemerintah yang menganut azas anggaran periodik satu tahun kalender, maka waktu
untuk menggunakan anggaran yang tersedia juga efektif tinggal dua bulan lagi
bahkan kurang.
Selama
sembilan bulan atau Januari hingga September 2013 total anggaran negara yang
terpakai baru mencapai Rp1.092,7 triliun atau 63,3 persen dari pagu APBN-P 2013
sebesar Rp1.726,2 triliun. Dari realisasi belanja negara tersebut khusus untuk
belanja barang dan belanja modal yang memiliki peran sangat penting dan dapat
memberi dampak multiplier efek dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi
realisasinya belum optimal. Belanja barang baru terealisasi mencapai 40,3
persen dari pagu Rp206,5 triliun, sedangkan belanja modal baru terealisasi 37,5
persen dari pagu Rp192,6 triliun (sumber). Hal ini berarti
masih sangat banyak dana APBN 2013 yang belum terpakai, sementara tahun 2013
tinggal tersisa kurang dari dua bulan lagi. Belum lagi dana-dana APBD
pemerintah daerah yang kurang lebih sama bahkan mungkin lebih buruk lagi,
apalagi masih banyak pemda yang pada semester I tahun 2013 realisasi
anggarannya belum mencapai 30%.
Dampak
dari banyaknya anggaran yang tersisa sementara waktunya yang tersedia sangat
terbatas dapat dilihat pada hampir semua instansi pemerintah pusat dan daerah.
Saat ini, hampir di setiap kantor pemerintah dapat dijumpai kegiatan-kegiatan
perbaikan gedung kantor seperti penggantian ubin kantor, perbaikan beberapa ruangan,
pengecatan, perbaikan halaman atau taman, dan lain sebagainya. Disamping itu
biasanya mulai banyak acara-acara yang dilaksanakan di luar kantor bahkan di
luar daerah khususnya di daerah wisata yang membuat tingkat hunian hotel
meningkat pesat. Di gudang-gudang kantor instansi pemerintah pun biasanya mulai
dipenuhi dengan suplies komputer, alat tulis kantor hingga peralatan komputer
dan printer yang baru saja dibeli dalam rangka menghabiskan semua anggaran yang
masih banyak tersisa. Lantas apa saja yang dilakukan dari bulan Januari s.d.
September?
Perilaku
penggunaan anggaran seperti ini sejak dulu hingga sekarang nyaris tidak ada
perubahan berarti. Dari Januari hingga September atau sampai dengan triwulan
III tahun anggaran, realisasi belanja khususnya untuk belanja barang dan
belanja modal tidak pernah mencapai 50%. Akibatnya belanja negara hanya
dilaksanakan asal menghabiskan anggaran tahun bersangkutan, output dan outcome
yang seharusnya menjadi salah satu tujuan dari APBN tidak lagi menjadi perhatian
utama. Apapun yang bisa dilakukan untuk menghabiskan anggaran akan dilakukan,
bila perlu dan bisa, mungkin langit pun akan diusahakan untuk dilakukan
pengecatan demi menghabiskan anggaran yang masih banyak tersisa.
Banyak
alasan yang sering dikemukakan sebagai pembenaran atas situasi yang terjadi,
dan anehnya alasan-alasan yang dikemukan kurang lebih selalu sama. Terlambat
menetapkan pejabat pengelola keuangan, permasalahan pengadaan, pergantian
pejabat adalah beberapa alasan yang selalu terjadi setiap tahunnya. Padahal
peraturan pengadaan barang/jasa telah direvisi oleh pemerintah untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan dan kegiatan, prosedur pencairan dana semakin
disederhanakan dan dipermudah, dan berbagai kebijakan telah ditempuh agar
anggaran negara bisa digunakan secara optimal sepanjang tahun anggaran untuk
mencegak penumpukan pengeluaran anggaran yang terjadi di akhir tahun anggaran.
Sangat
disayangkan anggaran negara yang berasal dari uang rakyat tersebut tidak bisa
digunakan seoptimal mungkin untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi
kepentingan masyarakat. Malah sebaliknya, penggunaan anggaran pemerintah baik
di pusat maupun di daerah yang jor-jor-an menghabiskan anggaran di akhir tahun
akan merangsang timbulnya inflasi yang justru dapat mengurangi pertumbuhan
ekonomi. Hal ini juga tidak akan berdampak banyak dalam menggerakkan sektor
riil untuk memajukan usaha kecil dan menengah yang dapat memberikan
kesejahteraan pada masyarakat. Memprihatinkan sekali karena anggaran negara/
daerah yang begitu banyak masih belum bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
kesejahteraan rakyat Indonesia. Sampai kapan hal seperti ini akan terus
terjadi? Wallahu a’lam.
Hasil analisa :
Di
dalam tulisan ini mengulas tentang permasalahan ekonomi di Indonesia dengan judul
tulisan “Menjelang Akhir Tahun 2013, Ramai-ramai
Menghabiskan Anggaran”. Bentuk paragraph dalam tulisan ini adalah jenis
paragraph induktif karena kalimat utama terletak di akhir paragraph di dalam
tulisan in yang ditunjukan dengan paragraf “Sangat disayangkan anggaran
negara yang berasal dari uang rakyat tersebut tidak bisa digunakan seoptimal
mungkin untuk memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi kepentingan
masyarakat. Malah sebaliknya, penggunaan anggaran pemerintah baik di pusat
maupun di daerah yang jor-jor-an menghabiskan anggaran di akhir tahun akan
merangsang timbulnya inflasi yang justru dapat mengurangi pertumbuhan ekonomi.
Hal ini juga tidak akan berdampak banyak dalam menggerakkan sektor riil untuk
memajukan usaha kecil dan menengah yang dapat memberikan kesejahteraan pada
masyarakat. Memprihatinkan sekali karena anggaran negara/ daerah yang begitu
banyak masih belum bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan
rakyat Indonesia. Sampai kapan hal seperti ini akan terus terjadi? Wallahu
a’lam.” Jenis paragraf tersebut adalah paragraf
argumentatif karena berusaha mengungkapkan alasan-alasan yang terjadi akibat
dari masalah yang timbul dalam ekonomi di Indonesia. Kesimpulannya adalah
apakah fenomena seperti ini akan terus berlanjut atau ada titik temu untuk
menyelesaikan masalah ini untuk memperbaiki ekonomi Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar